Jumat, April 03, 2009

Laporan Akhir Buka Bersama 1423 H - 2002 M

Semerbak Kisah
JALAN REVOLUSI BUMA


Rachmad Resmiyanto

Pasukan Laskar Buma:

Ikhwannya:

    1. Rachmad Resmiyanto,
    2. Indra,
    3. Widi Hambudhi Kotama (Aam),
    4. Heri,
    5. Abdul Mukhid (tidak aktif),
    6. Oce Madril (tidak aktif),
    7. Andi Firman Latif ,
    8. Denny,
    9. Muhammad Syakuri,
    10. Ricky Threezardi,
    11. Taufik,
    12. Budi Saiful Haris,
    13. Saiful Anam,
    14. Sirojuddin Latif,
    15. Dito,
    16. Anggun Gunawan,
    17. Febri,
    18. Agus Warseno dan
    19. Subiyanto
Akhwatnya:

  1. Endang,
  2. Eva Khaerizqiyah,
  3. Erisa Weri Nydia,
  4. Ami,
  5. Sari,
  6. Dias Asih Caesaria,
  7. Firani Alifia Rahmi,
  8. Nanik Rumanti Mariantini,
  9. Ratih,
  10. Widyarini,
  11. Irma,
  12. Rofa,
  13. Badriyah Harun,
  14. Azizah

Catatan ini berpretensi untuk membuka katub-katub kesadaran semua pihak terhadap mekanisme yang menghasilkan suguhan buka puasa bersama yang fenomenal itu. Sebuah catatan yang dipersembahkan sebagai pertanggungjawaban di akhir kisah.


IFTITAH

Beribu syukur kepada Allah, Tuhan jagad semesta, pemilik segala ilmu dan satu-satunya pelontar ilham. Shalawat dan salam untuk Rasulullah SAW beserta keluarga, sahabat dan pengikut-pengikutnya hingga akhir zaman. Terima kasih berat kepada semua ikhwan dan akhwat, kepada seluruh alam dan malaikat, atas kemesraaan kerja sama dalam usaha mengkhalifahi kehendak-kehendak Allah untuk menunaikan amanah yang berat ini..

Saya selalu mengingat diskusi-diskusi panjang bersama Munir yang berlangsung selama beberapa jam hingga larut malam dan berakhir dalam keputusasaan, dan ketika pada akhir diskusi itu, saya pergi sendiri meninggalkannya, saya mengulang pertanyaan pada diri saya sendiri, lagi dan lagi. Mungkinkah kegiatan ini mengharuskan kehadiran saya? Apakah memang harus ada yang dikorbankan untuk sejarah. Tapi mengapa saya yang mesti dikorbankan ?

Lepas dari itu, sejarah berangkat melalui gerbong evolusi dalam sebuah permainan yang berlaku menurut aturan-aturan tertentu. Wilayah (permainan) ini mendorong sesuatu di dalamnya untuk menuju ujung tak terhindarkan; memilih menjadi subjek atau objek. Sejarah hanya memberi tawaran dua opsi; engkau yang mencetak sejarah atau engkau dicetak sejarah. Selanjutnya terdapat sejenis nafsu dan godaan-godaan yang mengikat para pemain kepada aturan yang mengikat mereka bersama.

Karenanya, tidak begitu mencengangkan, jika bujuk rayu telah menjelma menjadi sesuatu yang terselubung. Ia memainkan gerakan kompleks yang mengabdi kepada kekhawatiran dan kecemasan – bahwa pertemuan dengan objek dan subjek akan mengakibatkan rasa tidak aman dan ketidakadilan. Padahal, keputusan dasar dari aturan adalah bahwa permainan harus berjalan terus apapun biayanya, bahkan sekalipun harus dibayar dengan sebuah kematian. Dan meninggalkan permainan adalah tindakan tak sportif yang hanya dilakukan para pecundang.

Maka selayaknya, kita , sebagai manusia dalam pengertian ”menjadi”, mau tidak mau harus melakukan orientasi terhadap kemenjadiannya; yang sekaligus terhadap adanya. Ada bagi manusia yang lainnya menuntut tradisi instrumental yang dapat dilaksanakan secara praksis. (-Alinea ini menggambarkan kondisi dari penanggungjawab kegiatan ini saat dimana harus memutuskan apakah menerima amanah ini atau hengkang dari jebakan ini- )


Semesta terus berubah; waktupun ikut berjalan. Sebagai saksi sejarah, niscaya semesta memberi kesaksian terhadap apa yang telah terjadi di atas bumi. Demikian juga setiap perbuatan manusia, terang atau tersembunyi, pasti dan niscaya akan ada pembalasan dari Yang Menguasai Hari Pembalasan. Kini saatnya kami panitia buka puasa bersama Ramadhan Di Kampus 1423 H memberikan pertanggungjawaban atas kerja dan usaha yang telah dikerahkan dalam pelaksanaan kegiatan yang kami emban, sesuai amanah yang dipikulkan kepada kami.

Cara penyajian laporan tidaklah berupa suguhan yang terpadu dan koheren, melainkan lebih berupa kumpulan beberapa serpihan yang berserakan. Laporan pertanggungjawaban ini mungkin lebih bersifat deskriptif-naratif tentang kegiatan buka puasa bersama. Kami berusaha menghadirkan semua hal yang terkait dan terikat dengan Buma – mudah-mudahan ini tak dicatat sebagai apologi kami – dengan harapan semua ini dapat memberikan deskripsi yang jelas bagi panitia yang akan datang, tentu berangkat dari asumsi; buka puasa bersama tetap ada di tahun mendatang.

Kegiatan buka puasa bersama di Masjid Kampus Ugm telah menggurat sejarah dalam menopang kebutuhan energi sejarah untuk proses eksitasi jamaah ke aras kuantum. Peningkatan spiritual, emosional, kesadaran, kepahaman dan kebutuhan gizi untuk mendukung proses kreasi jamaah sedikit banyak insyaAllah bisa dicapai. Kajian menjelang berbuka bersama ustadz-ustadz Jogjakarta juga turut membantu tersedianya suplai wacana kesadaran dalam usaha memahami Dinul Islam secara lebih intens; sumbangan kecil energi sejarah untuk meraih kemuliaan Ramadlan. Semua ini mungkin tak begitu signifikan artinya bila ditinjau dari sistem sekompleks semesta. Tapi teori chaos memeluangi bahwa faktor yang cukup minor pun bisa memiliki perubahan arti yang besar pada akibat. Kepakan sayap seekor kupu-kupu di Brazil telah membangkitan badai tornado di Texas Amerika.

Teori ‘clash of civilization’ cetusan Huntington yang menyatakan akan adanya benturan peradaban antara Islam dan barat, sudah sering kita dengar. Satu hal yang dilupakan oleh Huntington adalah peradaban hanya timbul bila pemikiran terus berkembang. Dan ini hanya dapat berlanjut bila makanan yang bergizi tercukupi. Bagaimana bisa berpikir gemilang bila pikiran hanya digunakan untuk memikirkan makanan apa yang dapat dimakan? Dus, dengan demikian maka buka puasa bersama telah meletakkan sejarah penting (paling tidak sebagai salah satu pemain) dalam hal suplai gizi yang memadai yang didukung dengan ekspansi wawasan dan wacana jamaah dengan kajian menjelang berbuka bersama ustadz-ustadz Jogjakarta,– tak percaya, silakan cek sendiri. Sehingga buka puasa bersama bukan hanya sekedar rasa tapi hingga wacana. Kami menyadari bahwa ini merupakan seper tak berhingga dari semesta sumbangan kekuatan untuk mengakselerasi terjadinya ledakan materi-energi sejarah mewujudkan kontinum ruang-waktu peradaban masyarakat yang Qur’ani dengan tebaran ilmu – ini tema RDK kan -- . Minimal, Buma yang telah menyediakan makanan gratis dengan menu yang aduhai plus kajian yang sarat muatan ilmu merupakan kegiatan yang menyejarah dan melegenda di kampus biru.

Dengan segala kerendahan hati, kami menyadari sepenuhnya bahwa kegiatan ini tak akan terlaksana dengan sukses tanpa bantuan yang telah diberikan kepada kami. Untuk itu kami mengucapkan terima kasih, jazakallahu khair kepada seluruh panitia buka puasa bersama – tim panitia paling solid dan paling ehm… yang pernah kami temui –, Panitia Ramadhan Di Kampus 1423 H beserta segenap pegiat Jama’ah Shalahuddin Ugm, pihak Rektorat Ugm, Jama’ah Masjid Kampus Ugm dan segenap ikhwan akhwat yang ikut membantu pelaksanaan kegiatan ini. Kami memohon kepada Allah Ta’ala ini tercatat sebagai amal shalih yang ikhlas.

Terima kasih berat kepada Ustadz Ridwan Hamidy, Lc dan Ustadz Irfan yang telah mengusahakan mengucurnya dana ifthor dari Yayasan Al Haramain Al Khairiyah, Yayasan Al Hijaz, dan Atase Agama Saudi Arabia, jazakallahu khair atas bantuan yang telah diberikan, sungguh setiap tindakan pasti ada balasan. Kepada seluruh ustadz-ustadz Jogjakarta yang telah memberikan kajian menjelang berbuka, kami juga mengucapkan terima kasih yang sebesar-sebesarnya atas kesediaan waktu untuk turut menyukseskan kegiatan ini. Kepada seluruh alam dan malaikat, terima kasih atas kemesraan jalinan kerjasama dalam menunaikan amanah ini.
Demi Engkau wahai Tuhan yang aku tiada kecuali karena kemauan-Mu, kami sudah berusaha sekuat tenaga, kerja sudah ditegakkan, amanah telah ditunaikan. Jadikan kami bukan termasuk golongan yang berkhianat terhadap amanah. Amiin.


Dari sekian banyak perencanaan yang telah digodog, lalu dimatangkan dalam berbagai forum rapat intern Buma (alamat kedutaan besar saudi arabia : MT Haryono KAV 27 Telp. 021 8011533 - 37), disadari sepenuhnya bahwa selalu saja ada masalah yang menghambat dalam teknisnya. Masa depan memang masa yang tak dapat dipegang dengan pasti secara rasional. Akal hanya sampai pada batas fenomena, kemudian menganalisis medan dan memberikan gambaran spekulatif ke depan yang sama sekali belum final. Dataran praksis selalu memberi jawaban yang berbeda dengan yang ditawarkan ide-ide kita. Tentu saja, semakin banyak kendala menghadang ini akan menambah sikap kedewasaan Buma menghadapai masalah yang lebih kompleks.

There are two ways to solve the problem: find the solution or forget the problem. Proses kreasi Buma akan terasah di sini. Meski begitu kesalahan selalu saja ada yang melekat dalam penyelesaian masalah. Namun demikian, seandainya waktu bisa diubah sedemikian hingga kami bisa mengulangi hidup , insyaAllah, kami akan mengulanginya apa adanya, tepat seperti yang telah terjadi, termasuk kesalahan-kesalahan kami. Dengan nama Ar Rahman Ar Rahiim, kami percaya, apa yang telah dan akan terjadi adalah yang terbaik. Adalah sumpah Allah dalam Adl Dluha, demi waktu juga, bahwa masa depan lebih baik.

Persoalan memerlukan jawaban. Inspirasi sebuah jawaban diperoleh ketika persoalan telah dipetakan atau dirumuskan dengan jelas. Dan, secara filosofis, kecerdasan suatu solusi sebuah persoalan ada pada seberapa cerdas kita mampu merumuskan persoalannya. Ragam masalah dan penyelesaian, keputusan, data dan fakta kondisi lapangan pelaksanaan kegiatan insyaAllah semuanya terekam dalam laporan pertanggungjawaban ini. Sungguhpun demikian, kita tidak bisa serta merta mengandalkan ide-ide yang sudah dilahirkan oleh peradaban terdahulu, untuk memberikan suaka bagi keberadaan kita. Kepada Allah kami memohon semua kerja ini tercatat sebagai amal shalih yang ikhlas. Sehingga ketika hidup sudah selesai ada tunjangan di hari kiamat. Hanya kepada Allah kami memohon pertolongan.


PEMBENTUKAN KEPANITIAN

Penunjukan Koordinator
Kepanitian buka puasa bersama pada masa awalnya mengalami krisis yang cukup genting. Bagaimana tidak bila the significan person dalam panitia ini belum ada sementara panitia yang lain sudah sampai pada pencarian dana.

Krisis ini disebabkan mekanisme penunjukan koordinator yang serampangan, terkesan main-main, tidak serius, hantam kromo dan otoriter. Mekanisme seperti ini jelas tak masuk akal untuk ukuran kepanitian yang akan menjalankan tugasnya selama satu bulan penuh dan mempunyai massa yang sangat besar. Yang disesalkan dalam mekanisme ini adalah penunjukan dan pencantuman nama koordinator tanpa meminta persetujuan dari yang bersangkutan, apalagi sekedar pemberitahuan. Sehingga ketika planning sudah berjalan, tiba-tiba saja ada wahyu yang mengabarkan “Anda adalah koordinator buka puasa bersama”. Planning ini menjadi berantakan ketika yang bersangkutan berniat untuk mengajukan pengunduran diri kepada panitia pusat RDK 1423 H yang sempat membuat ketua SC, sekretaris SC, dan ketua RDK kalang kabut. Andaikan saat itu orang yang ditunjuk sebagai koordinator langsung menyatakan bara’ah (berlepas diri) dari penunjukan itu, maka tak dapat dibayangkan ending kepanitian ini. Apalagi didukung tidak adanya calon lain yang dianggap sanggup dan mampu untuk memikul amanah sebagai koordinator buka puasa bersama? Chaos adalah jawabannya.

Perekrutan Staff

Pada masa-masa awal pembentukan panitia buka puasa bersama (Buma), terdapat sekitar 36 mahasiswa yang mendaftar untuk bergabung. Karena dirasa panitia yang baru terdaftar kurang memenuhi target kuantitas yang ada, maka perekrutan dilakukan lagi dengan cara ala multi level marketing. Akibat dari sistem ini, terjadi penimbunan panitia dari fakultas yang seragam. Konfigurasi panitia menjadi lebih homogen, terbagi dalam 2 faksi besar yaitu mahasiswa hukum dan filsafat. Dan umumnya satu fakultas ada 1-3 personel. Keunggulan dari konfigurasi ini adalah panitia menjadi lebih kompak, solid dan mudah untuk bekerja sama. Massa Buma tidak lagi massa cair yang mudah terombang-ambing gelombang, namun massa padat yang susunan partikelnya teratur, masif dan solid. Kelemahan Buma hanya satu yaitu dalam hal kehadiran. Bila saat yang sama mereka harus ada di kampus, maka otomatis semua panitia yang berasal dari satu kampus tidak dapat hadir.

Susunan panitia buka puasa bersama terdiri atas satu koordinator, 5 tim kesekretariatan, 3 bendahara, 4 tim publikasi dan dokumentasi, 12 tim dana usaha, 3 tim perlengkapan, 2 tim transportasi, 6 tim acara. Selanjutnya karena adanya perekrutan baru maka jumlah panitia ini bertambah dan posisi personil yang baru dapat dikatakan tidak jelas. Ini disebabkan oleh mereka datang ketika kegiatan sudah berjalan. Sehingga personil baru yang datang ketika pencarian dana berlangsung, maka ia langsung terjun sebagai tim dana usaha. Demikian juga ketika mereka datangnya saat kegiatan buka puasa bersama sudah berjalan, maka mereka langsung bergabung menangani tugas serba apa saja. Daftar seluruh panitia yang ikut dalam kepanitiaan buka puasa bersama selanjutnya disertakan sebagai lampiran dalam laporan pertanggungjawaban ini.

Kelengkapan Seksi

Meskipun job description –disertakan sebagai lampiran-- telah disusun sebagai poynting vector untuk arahan kerja selanjutnya, tetapi kakas kendala selalu saja muncul. Orientasinya bukanlah hanya menyelesaikan bagaimana masalah itu dapat selesai tetapi juga lewat proses bagaimana masalah itu dapat diselesaikan. Buma bukanlah penganut ide konservativisme (kekolotan). Kakas kendala yang sangat terasa dalam proses pembentukan panitia buka puasa bersama adalah kurangnya pengalaman dari panitia sebab kebanyakan terdiri dari angkatan 2002 yang masih hijau terhadap kegiatan ini. Gambaran bagaimana kegiatan ini berlangsung sangat penting untuk mendukung kinerja panitia sekaligus sebagai arahan kerja yang minimal, limit kegiatan harus berjalan. Dalam artian gambaran keadaan tahun lalu adalah sebagai pembanding dan minimal kegiatan harus seperti itu. Setiap generasi akan bereaksi terhadap genareasi sebelumnya. Generasi sekarang akan melakukan pemberontakan terhadap pendahulunya. (George Sarton).


PERSIAPAN PELAKSANAAN KEGIATAN

Penggalangan Dana

Daftar donatur yang diplot oleh dana usaha pusat untuk kegiatan buka puasa bersama adalah dosen-dosen Fakultas Kedokteran Umum dan lembaga pemerintahan di Yogyakarta.
Pencarian dana mulai dilakukan setelah proposal dan surat-surat selesai disusun hari kamis tgl 3 Oktober 2002 (satu bulan sebelum Ramadlan) (-Ini menyesuaikan dengan rapat rutin koordinasi buma setiap hari senin dan kamis ba’da ashar di Masjid Kampus UGM Lt.2. Pencarian dana yang sebenarnya dimulai senin tanggal 7 Oktober 2002.-). Pada usaha pencarian dana ini seluruh panitia terlibat didalamnya, bukan hanya seksi dana usaha saja. Karena dosen-dosen di fakultas kedokteran umum dibagi berdasarkan laboratoriumnya, maka personel Buma pun dibagi berdasarkan itu jua. Masing-masing personel bertanggug jawab terhadap dosen yang ada di satu laboratorium saja. Di sini terdapat 258 dosen yang dikelompokkan dalam 25 laboratorium.

Yang mengecewakan bagi Buma adalah, daftar dosen yang telah diterima ternyata bukan daftar dosen yang sudah final, terbukti masih saja ada nama-nama dosen yang beragama bukan Islam. Akibatnya banyak surat donatur yang diretur kembali. Untuk mengantisipasi hal serupa sebelum terjadi pada yang lain, maka Buma mengeblok nama-nama dosen yang dicurigai sebagai orang non Islam.

Kesulitan utama dalam pencarian dana donatur dosen adalah waktu untuk menemuinya. Selain itu karena profesinya kebanyakan mereka selalu berada di rumah sakit daripada di kampus. Padahal birokrasi di rumah sakit berbeda dengan di kampus. Kadang juga ada dosen yang mengatakan bahwa ketika mereka berada di rumah sakit maka ini bukan wewenang kampus. Bahkan ada juga yang menegur kenapa minta sumbangan justru ketika mereka sedang saatnya kerja. Tapi ada juga dosen-dosen yang ramah terhadap Buma. Ini membuat Buma bertambah semangat dalam mencari dana, meskipun mereka berjanji untuk ditemui di rumahnya. Di sinilah kakas kendala mulai muncul lagi. Mengingat kebanyakan Buma merupakan angkatan 2002, sehingga tidak begitu mengenal wilayah Jogja, dan ini menyebabkan kadang ada dosen yang sudah memberi janji bertemu dirumah akhirnya tak bisa ditemui hanya karena kami sulit mencari alamatnya. Permasalahan ini masih diakumulasi dengan jadwal kuliah yang saat itu dekat dengan ujian sisipan semester ganjil. Ini membuat panitia harus ekstra bisa membagi waktu antara kampus dan kepanitian. Namun gejala yang muncul adalah ketika pekan-pekan ujian, hampir seluruh panitia kurang bisa aktif di kepanitian karena konsentrasi ke kuliah, sedangkan waktu yang tersisa setelah ujian hanyalah satu setengah pekan. Jarak yang kurang efektif untuk penggalangan dana.

Semesta pujian memang hanya milik Allah. Dalam waktu yang terbatas (waktu efektif pencarian dana hanya sekitar 3 pekan) Buma berhasil mengumpulkan dana dari donatur dosen sekitar 4,9 juta rupiah. Bila dibandingkan dengan dana tahun lalu maka ini satu setengah kali dana tahun lalu dengan sumber sama, bahkan tahun lalu sumbernya dari 3 fakultas, fakultas geografi, ekonomi dan teknik. Dua fakultas terakhir terkenal sebagai fakultas berlahan basah dan fakultas paling banyak jurusannya. Dari donatur dosen ini (1423 H) ada seorang dosen yang berasal dari fakultas hukum yang sebenarnya diplot untuk Ramadhan Fair. Beliau adalah Muh. Fajrul Falakh, SH yang hanya mau menyumbang untuk kegiatan buka puasa bersama. Malang tak dapat ditolak mujur tak dapat diraih.

Sedangkan donatur yang berasal dari lembaga pemerintahan karena ada sesuatu hal maka diminta oleh dana usaha pusat dan alhamdulillah hampir semua donatur sudah diberi proposal. Hanya saja permasalahan muncul ketika penarikan dana dari donatur tersebut. Masalahnya berawal dari cara memasukkan proposal yang lewat tata usaha (di DPRD I DIY), bukan langsung ke personnya langsung. Bahkan ketika Buma konfirmasi ke tata usahanya mereka justru agak kebingungan. Akhirnya penarikan dana disepakati (Buma) untuk dilakukan di rumahnya masing-masing, mengingat juga Buma tidak mengetahui individu-individu di lembaga pemerintahan tersebut. Tapi inipun urung dilakukan karena ada kendala kurang SDM yang bisa konsentrasi ke sana, tidak adanya panitia yang mempunyai motor sehingga mobilitas tersendat, sedangkan saat itu Buma concern ke teknis lapangan.

Selain dua kelompok donatur di atas, menjelang hari H (hari pertama buka puasa bersama), khusus untuk panitia buka puasa bersama mendapat tawaran dari drg. Sutomo agar melakukan pencarian ke perumahan dosen di Bulaksumur dan Sekip dengan konfirmasi dulu ke RW perumahan Sekip yaitu Bapak Sucipto, MSc (dekat SD Sekip, rumahnya menghadap ke timur)(- Sebenarnya bisa juga menghubungi Prof.Dr.Ir. Sulthoni, MSc di C-12, ketua RW Perumahan Bulaksumur -). Ketika ini dikonfirmasi ke beliau ternyata kedua perumahan ini sudah dibooking oleh Masjid Kampus Mardliyah, dan ini sudah rutin setiap tahunnya (tahun kemarin Buma juga mendapati hal serupa) sehingga kans untuk mendapat aliran dana dianggap gagal. Rencananya 3 rumah diplot untuk mendanai 1 hari.

Pengajuan surat permohonan ke Atase Agama Saudi Arabia. Untuk itu minta rekomendasi dari Ust.Drs. Yunahar Ilyas,Lc,MA (PP Budi Mulia). Atas saran dari beliau surat ditulis dalam bahasa Arab agar langsung dibaca oleh pimpinan Atase yaitu Syaikh Ibrahim ibn Sulaiman An Nughaimisy, dengan harapan cepat untuk mendapat feedback. Dalam pengajuan surat ini dianjurkan untuk langsung memohon berapa jumlah dana yang dibutuhkan untuk berapa hari dengan harga per porsi berapa. Akan tetapi surat ini urung untuk dikirim kepada Syaikh Ibrahim ibn Sulaiman An Nughaimisy karena ketua SC yang dimintai bantuan untuk menerjemahkan surat tersebut tidak jadi-jadi. Sebuah ironi yang nyata terjadi di RDK iniJ.
Donatur yang dibidik selanjutnya adalah dari Yayasan Al Haramain lewat Ustadz Ridwan Hamidy, Lc. Proposal masuk ke Ustadz Ridwan Hamidy, Lc sekitar tiga pekan sebelum Ramadlan (hari ahad 13 oktober 2002). Satu pekan kemudian (20 oktober), jawaban ustadz Ridwan sangat mengejutkan. Dana dari Al Haramain terpaksa tidak bisa turun karena adanya isu terorisme yang disebut oleh Umar Al Faruq. Hal ini sempat membuat panitia buka puasa bersama kalang kabut dalam perencanaan untuk satu bulan. Bahkan mengancam kecewanya Aliansi Gratisan Ugm (AGU). Sebab Buma terlalu yakin bahwa dana ifthor akan turun dan berdasarkan pengalaman 2 tahun sebelumnya Al Haramain menjadi sponsor tunggal dalam kegiatan ifthor ini.

"Tidak ada lagi pilihan lain. Kita harus
Berjalan terus
Karena berhenti atau mundur
Berarti hancur"
(Taufik Ismail)

Kemudian Buma mengirim surat pembaca ke Kedaulatan Rakyat, Bernas dan Radar Yogya. Ternyata respon pembaca KR cukup hangat, gayung pun bersambut. Terbukti begitu dimuat (hari rabu tanggal 6 Nopember 2002)(- siapa yang bisa mencari kliping surat pembaca KR ini ya????????? Buat lampiran !!!!!!!!kira-kira sekitar tanggal 1-7 Ramadlan-) langsung ada hamba Allah yang memberikan bantuan sebesar 200 ribu rupiah. Lumayan bila dibandingkan dengan suntikan dana dari bendahara pusat.

Mujur tak dapat diraih malang tak dapat ditolak. Menjelang hari H (hari ahad, 3 hari sebelum Ramadlan/3 Nopember 2002) muncul jawaban dari Ustadz Ridwan yang sungguh sangat tak terduga. ‘Yayasan Al Haramain insyaAllah bisa mengucurkan dana ifthor!’ Maha Suci Allah yang telah membolak-balikkan hati manusia. Takbir semesta meyaksikan Engkau-lah Yang Maha Kaya. Dus, dana yang semula hanya 3 juta yang membuat panitia pucat pasi untuk mengelolanya kini mendapat suntikan segar dari Al Haramain. Tuhan menyatakan kehendak-Nya dengan cara-Nya sendiri. Ia melakukan segala yang dimaui-Nya dengan gaya dan perhitungan-Nya sendiri yang tak bisa diatur-atur oleh siapapun, termasuk juga kau.

Berita turunnya dana dari Al Haramain telah membuat suasana Buma menjadi lain. Atmosfer perasaan Buma berganti cuaca. Perasaan gembira, syukur, suka dan semua ragam perasaan positif lainnya terakumulasi dalam satu titik kulminasi, mengejawantah menjadi berhala baru. Optimisme yang sempat berada di titik nadir harapan kian beranjak naik dan puncaknya tergambar dalam luapan kegembiraan dari lautan perasaan yang tak mengira. Dalam ketaktahuan kita akan berhala, bertumbuh berhala-berhala. Padahal pengetahuan tentang berhala pun bisa menjadi berhala. Berhala menjadi bukan berhala karena tak berjarak dengan kesadaran kita; menyatu dengan siang malam kita; menafasi bagai udara.

Proses diskusi dengan ustadz pun beralih ke pembicaraan anggaran (-Dilakukan di rumah Ustadz Ridwan Hamidy, Lc tanggal 3 Nopember 2002 ba’da isya (malam senin)-). Total anggaran yang disusun untuk seluruh kegiatan buka puasa bersama adalah Rp 48.407.000,00. Anggaran yang diajukan untuk ustadz Ridwan hanya berupa pos-pos konsumsi dan dokumentasi dan disepakati awal dana yang akan turun adalah 47 juta. Beberapa hari kemudian dana diturunkan menjadi 45 juta karena akan dialihkan ke Masjid Pogung Raya. Setelah Ramadlan berjalan, karena melihat harga per porsi dibawah rancangan semula maka dana diturunkan menjadi 40 juta dengan 5 juta dialihkan ke Masjid Pogung Raya (Pengalihan dana ke Masjid Pogung Raya ini mengingat jamaah di sana kebanyakan penduduk sekitar dan jumlahnya selama sebulan diperkirakan akan konstan (sekitar 350 orang)). Akhirnya dana akhir yang disepakati oleh Ustadz Ridwan Hamidy,Lc adalah 40 juta. Dana ini tidak turun langsung begitu saja, tetapi diturunkan secara berangsur-angsur. Jadi Buma tidak langsung menerima 40 juta tetapi secara berkala (-Dana awal yang turun adalah 5 juta (selasa, 5 oktober 2002; 1 hari sebelum Ramadlan). Langsung dibelikan kurma 500 kg di Solo.-).

Pada tanggal 5 Ramadlan, kajian menjelang berbuka kedatangan seorang dosen UII yang berasal dari Saudi Arabia, Ustadz Ibrahim. Kepada beliau ustadz Ridwan mengajukan permohonan dana untuk ditambahkan sebagai dana ifthor di Masjid Kampus Ugm sebanyak 5 hari karena diperkirakan dana ifthor utama yaitu dari Al Haramain sudah mencukupi untuk berbuka selama satu bulan. Akhirnya ustadz Ridwan langsung mengajukan kepada Syaikh Ibrahim ibn Sulaiman An Nughaimisy selaku pimpinan Atase Agama Saudi Arabia di Indonesia. Permohonan ustadz Ridwan ini hari itu juga langsung disetujui oleh beliau (proses hanya setengah hari, wow! ). Dana yang diturunkan untuk ifthor di Masjid Kampus Ugm disepakati selama 5 hari berturut-turut, tanggal 11 sampai dengan 15 Ramadlan dengan total dana 10,5 juta rupiah. Permohonan yang hanya selama 5 hari ini berangkat dari asumsi bahwa dana utama yang berasal dari Al Haramain sudah mencukupi apabila ditambah dengan tambahan dana dari atase ini. Sebelum mengajukan ke atase ini, dari pihak Yayasan Al Haramain sudah dikonfirmasi dan menyatakan tidak masalah seandainya mengajukan lagi ke atase.

Kenyataan menyatakan bahwa dana yang turun untuk kegiatan ini dari pihak atase adalah benar-benar 10,5 juta rupiah namun dalam bentuk makanan langsung jadi yang kita ambil dari ustadz Ridwan selama tanggal di atas. Sedangkan dana dari Al Haramain yang turun adalah 37,5 juta rupiah. Perlu menjadi perhatian bahwa seluruh dana dari Al Haramain pada tahun ini ditumpahkan semua untuk kegiatan ifthor di Masjid Kampus Ugm. Pada tahun kemarin panitia buka puasa bersama hanya menerima dana sejumlah 12 juta rupiah dari Al Haramain. Alam memang sulit diduga. Dan pujian hanya milik dan untuk Allah Ta’ala , penguasa jagad semesta.
Sumber dana yang lain adalah dari Ustadz Umar Budihargo, pemimpin PP Taruna Al Quran. Pada pencarian dana disini terjadi sedikit kesalahan prosedural. Ini dikaitkan dengan penunjukan Ustadz Ahmad Khudlori,Lc sebagai salah satu pengisi kajian menjelang berbuka. Sesuai prosedur seharusnya penunjukan itu harus sepengetahuan Ustadz Umar, jadi surat yang masuk ditujukan kepada Ustadz Umar sebagai pimpinan yang membawahi tim dakwah 35 ustadz di Taruna Al Quran. Yang dilakukan oleh Buma yaitu langsung menembak Ustadz Ahmad Khudlori,Lc untuk mengisi kajian menjelang berbuka. Ketika hal ini diketahui oleh seorang Ustadz di Taruna (beliau adalah bendahara di taruna), maka ini membuat beliau kecewa. Dan ini agaknya berbuntut ke pengucuran dana ifthor yang sudah diajukan dan disetujui oleh Ustadz Umar. Alhamdulillah meskipun begitu dana yang jadi turun adalah 500 ribu rupiah. Suatu jumlah yang tidak bisa dianggap kecil. Kesalahan ini terjadi karena murni ketidaktahuan panitia tentang prosedur ini.

Selain sumber dana di atas, Buma juga mengajukan ke toko Pamela swalayan. Disepakati bahwa bantuan yang diberikan adalah sejumlah gula dan teh yang harus diambil pada hari ketiga Ramadlan. Kemudian pada hari dimana KH Drs. Sunardi Syahuri (sepuluh hari terakhir) mengisi ceramah tarawih di Masjid Kampus Ugm, Buma mengajukan lagi permohonan bantuan dana. Ini mengingat saat itu belum dipastikan apakah dana dari Al Haramain masih bisa turun lagi atau tidak (dana tingggal sekitar 4 juta untuk 10 hari). Beliau menyarankan untuk mengambil langsung dana tersebut di lantai tiga pamela satu dengan membawa surat yang sudah ditandatangani oleh beliau. Besar bantuan yang didapat adalah 100 ribu rupiah. Sungguh besar nikmat Allah kepada hamba-Nya. Menyerah kepada keadaan agaknya sudah menjadi pantangan Semangat, keringat, ketabahan dan kesetiaan kepada hidup akhirnya berbuah juga. Jerih payah ternyata tak berdusta kepada hidup, keringat ternyata memberi hadiah yang sebanding.
Bahkan pada pertengahan Ramadlan, Buma ditawari dana 15 juta rupiah dari Ustadz Muhsinin Fauzi yang menginduk ke Atase Agama Saudi Arabia. Tapi dana ini kami tolak (tentu dengan pertimbanagn yang matang). Mungkin utnuk tahaun depan buma bisa mengajukan ke beliau dengan penyerahan proposal yang lebih awal, mengingat dana dari atase (menurut sumber yang dapat dipercaya) selalu datang agak terlamabat dari pihak donaturnya.


Janji-Janji Takmir Masjid Kampus Ugm

Kepada Buma melalui ketua RDK, takmir berjanji untuk membuatkan dapur Buma yang dugunakan untuk memasak air, akan membelikan panci besar (bhs jawa tengah : jimbeng), dipinjami kompor gas, membelikan tempat air minum yang besar pakai kran, dan yang paling menggembirakan ada dana sekitar 1 juta untuk berbuka. Kemudian itu harus dibayar dengan ongkos tempat makan buka puasa bersama puasa tidak boleh di dalam masjid walaaupun bukan lantai utama bahkan tangga sekalipun! Cukup atau tidak cukup semua jamaah harus makan di ruang kelas (selama ada Ramadhan Fair maka hanya satu kelas) ataupun ditempat lain asal jangan di masjid meskipun tangganya. Dari janji-janji yang ada, terpenuhi hanya satu janji yaitu pembuatan dapur Buma.

Dapur made in takmir ini hanya berupa atap saja, tanpa ada dinding samping kiri kanan depan belakang maju mundur. Letaknya persis di belakang salah satu stand (Ramadhan Fair). Untuk mencapai dapur ini maka harus berputar lewat barat ruang kelas ke belakang. Jalanan yang dilalui cukup menantang bila anda punya nyaliJ. Mengingat kondisi yang demikian adanya, maka diputuskan mohon maaf saja Buma tidak bisa menggunakan dapur made in takmir ini. Lebih baik menggunakan dapure jS meskipun dengan resiko sering becek dan sudah kelihatan sesak untuk menempatkan lima ember besarnya Buma. Selain itu bantuan takmir tidak ada yang turun ke Buma.

Sumber dana yang lain sebenarnya masih ada tetapi secara garis besar mereka dapat digolongkan sebagai donatur biasa. Termasuk subsidi dari panitia pusat RDK yang mencoba ikut menanggung 0.1032908463652 % dari total anggaran – pasca lebaran dana subsidi ditarik lagi L. Berikut adalah deretan sumber dana yang tidak jadi dimintai sumbangan oleh panitia yaitu: Rumah makan Ayam bakar Wong Solo, Rumah makan Padang Sari Raja, Yayasan Al Sofwa Jakarta, WAMY (World Assembly of Moslem Youth) perwakilan Jakarta, surat pembaca ke Tarbawi, Suara Hidayatullah, Suara Muhammadiyah, Republika, El Fata, Media Dakwah.


Berikut ini adalah sirkulasi dana yang sebenarnya di Buma 1423 H

Pemasukan
Al Haramain (ustadz Ridwan Hamidy.Lc) : 37.500.000
Donatur dosen : 4.855.000
Subsidi panitia pusat RDK 1423 H Jama’ah Shalahuddin UGM : 0
Atase agama saudi arabia (makanan jadi) senilai 10,5 juta rupiah
Jumlah total : 42.355.000

Sedangkan berikut adalah pengeluaran yang disusun berdasar rencana proposal:
Rekapitulasi akhir
PEMASUKAN : 42.355.000
PENGELUARAN : 42.049.900
SISA UANG : 305.100

Sisa uang ini dikembalikan ke Yayasan al Haramain lewat Ustadz Ridwan Hamidy,Lc sebab ini sudah sesuai dengan kesepakatan awal dengan ustadz Ridwan bahwa dana tidak harus dihabiskan ! apabila dana sisa maka harus dikembalikan. Di sini muncul kekhawatiran apakah dengan kita mengembalikan dana sisa ini akan membuat al Haramian untuk memerosotkan dana di tahun depan atau tidak ? jawaban dari pertanyaan itu adalah tidak ada sangkut pautnya sama sekali. Al Haramain hanya melihat apakah benar dananya digunakan untuk sekian ratus jamaah atau tidak.


Konsekuensi Dana

Dana yang berasal dari Al Haramain secara khusus harus dilaporkan secara tersendiri dalam formulir (lembar kontrol) yang sudah disediakan. Lembar kontrol ini terdiri dari laporan tentang jumlah menu yang disediakan setiap hari, jumlah jama’ah ikhwan dan akhwat, jenis kegiatan dakawah, tema, nama pemateri, dan jumlah dana yang dikeluarkan setiap harinya (lembar ini secara khusus disertakan sebagai lampiran). Atas kerjasama ini maka JS juga harus siap untuk sewaktu-waktu dicurigai sebagai JTI (jaringan teroris internasional) J. Mengingat Al Haramain pernah disebut terlibat dalam jaringan teroris oleh al Faruq. Bahkan sampai sekarang (laporan ini dibuat) masih tersuasana adanya pengintelan terhadap ustadz-ustadz yang bernaung dibawah Al Haramain.

Sebagai bukti adanya pengucuran dana ifthor ke RDK 1423 H, maka Al Haramain meminta adanya spanduk 2 buah. Satu untuk dipasang di luar masjid dan satunya sebagai latar dalam pengambilan dokumentasi kegiatan.

Dokumentasi kegiatan yang diinginkan oleh pihak penyandang dana berupa foto-foto jamaah, kegiatan, saat berbuka, dan menu yang disajikan. Setiap pekan minimal diambil 5 gambar dengan masing-masing digandakan sebanyak 3 kali. Juga diminta pengambilan gambar hidup (VCD). Karena disini dokumentasi berbicara banyak kepada penyandang dana maka perlu menjadi perhatian yang serius dari panitia. Bagaimanapun garis lebih banyak berbicara daripada kata-kata dan gambar lebih jujur daripada mulut. Pengambilan gambar dilakukan dengan koordinasi dengan panitia dokumentasi pusat RDK (terimakasih berat kepada Aries Crew), dan juga Buma sendiri juga mengambil gambar yang sama. Ini dilakukan dengan alasan untuk lebih banyak pilihan ketika ada gambar-gambar yang kabur. Untuk pengecekan kegiatan biasanya pihak penyandang dana menerjunkan tim penyelia untuk meninjau kegiatan tersebut apakah benar-benar berlangsung sesuai rancangan yang diajukan atau tidak. Pihak penyandang dana melakukan ini karena sudah terjadi banyak kasus yang mengecewakan mereka. Misalnya di Medan dana turun 1 milyar untuk pembangunan masjid dan pesantren, tetapi yang terjadi hanya masjid saja yang dibangun. Itupun sederhana. Di lembah Code dana ifthor diturunkan untuk 300 orang ternyata setelah dicek hanya 60 orang yang hadir setiap harinya. Hanya saja untuk tahun ini kebetulan setelah ditunggu sampai Ramadlan berakhir penyelia yang dimaksud tidak kunjung datang. Maka ini berarti foto-foto tersebut memegang peranan penting dalam pelaporan dan usaha meyakinkan mereka bahwa dana yang diterima oleh Buma memang benar-benar digunakan untuk ifthor dengan tujuh ratus lebih jamaah yang hadir.

Kakas kendala yang muncul dalam pengambilan dokumentasi adalah justru jamaah merasa sok mengganggu ketika pengambilan gambar mereka. Ini mengakibatkan sulitnya mencari posisi dimana terjadi penumpukan jamaah ketika sedang makan.

Untuk masalah spanduk terjadi keterlambatan karena kesulitan dalam mencari logo Al Haramain untuk dilabelkan dalam spanduk. Logo di web site Al Haramain sendiri (www.alharamain.org) ukurannya hanya kecil dan rusak bila diperbesar. Setelah logo dapat dbuat jadi justru gambar yang ada dikomputer ternyata musnah karena hardisknya rusak/jebol. Keterlambatan ini sempat membuat Ustadz Ridwan agak kecewa karena sampai sekitar 10 hari lebih baru ada spanduk.(desain spanduk terlampir di belakang).

Demikian juga dengan dana dari Atase. Dokumentasi yang diambil juga harus menyertakan spanduk khusus Atase. Sebenarnya aturan distribusi alokasi pos-pos penggunaan dana antara atase dan Al Haramain dalam hal konsumsi, dokumentasi dll., lebih ketat Atase. Sebab pihak atase membatasi untuk spanduk maksimal sekitar 90 ribu, dokumentasi sekitar 100 ribu selainnya adalah konsumsi. Sedangkan untuk Al Haramain alokasi tidak dibatasi namun tak berarti tak terbatas.

Publikasi

Untuk publikasi kegiatan buka puasa bersama ini hanya dibuat satu kali saja yaitu pada hari pertama puasa (desain disertakan sebagai lampiran). Dibuat sebesar ukuran A3 sebanyak 100 lembar dan ditempelkan di fakultas-fakultas masing-masing. Ada juga yang ditempel di masjid sekitar Ugm. Tidak dapat dibayangkan bila publikasi ini dibuat secara gencar dan jumlahnya dibuat lebih banyak. Mbludak.

Khusus untuk dialog buka puasa bersama puasa dengan Pak Adi Sasono, dibuat pamflet tersendiri untuk hari itu. Publikasi inipun juga dadakan. Sore kegiatan diadakan , baru jam 9 pagi publikasi mulai disebar. Tapi ini sukses kok!!!

Persiapan Kajian Menjelang Buka Bersama Ustadz-Ustadz Jogjakarta

Kegiatan buka puasa bersama dimulai pada pukul 16.30 dengan diawali kajian menjelang berbuka. Kajian ini diisi oleh ustadz-ustadz Jogjakarta.
Format kajian yang dipersiapkan untuk selama satu bulan ramadlan adalah satu hari satu tema dan satu ustadz.

keterangan:
  1. Ust wijayanto berhalangan karena setiap hari harus mengisi di Geronimo FM padahal sudah ada kesepakatan dengan kita tentang kajian di bulan puasa ini sebelum Ramadlan tiba.
  2. Ust Fauzil 'Adhim berhalangan karena jadwal sudah full selama Ramadlan
  3. Untuk kajian kontemporer, nama menyesuaikan tema kajian strategis pekan itu
Berikut adalah matrikulasi non homogenik hari, tema kajian dan ustadz selama bulan Ramadlan yang jadi terlaksana.


keterangan: untuk hari ahad, kajian ahad sore tetap dilaksanakan seperti sediakala kajian tafsir hadits. Ahad pagi, kajian tafsir Quran.

Alamat masing-masing ustadz di atas adalah sebagai berikut :

Ust. Ridwan Hamidy,Lc ,Ust. Irfan, Ust. Khoirul Yamin
Pondok Pesantren Al Madinah
Jalan Purwodiningratan No. I / 796 Yogyakarta 55261
Telp. (0274) 447628 , 08156 0056 86 (Ust. Ridwan), 08156 000 870 (Ust. Irfan)
Prof. Dr.dr. Rusdi Lamsudin, M.Med.Sc,Sp.S(K), M.Med.Sc,Sp.S(K)
Jalan Petung No 1 A Pabringan Jogjakarta
Fakultas Kedokteran Ugm Laboratorium

Drs. Willibrordus Romanus Lasiman
Pondok Training Al Hawariyyun
Dusun Cakran, Desa Wukirsari, Kecamatan Cangkringan, Sleman Yogyakarta
Telp. 081 227 13655

Ust. Ibrahim
Ustadz Tamu Dari UII (Asal Dari Saudi Arabia), Bersama Ustadz Ridwan Hamidy,Lc
Ust. Fathurrahman Kamal,Lc
Pondok Pesantren Mahasiswa Budi Mulia
Perumahan Banteng Baru
Telp.(0274) 883 760 HP 08156 8760 44
Ust. Ahmad Khudlori,Lc
Jalan Lempongsari 4 A, Ngaglik, Sleman Yogyakarta 55581
Telp. (0274) 884 009 HP 08151 6672 54
Prof. Dr. Adi Sasono
Dihubungi lewat Bp. Ir. Muslich Zainal Asikin, MBA
Terlaksananya dialog bersama Pak Adi Sasono ini maka sudah terlaksana dialog kontemporer yang direncanakan untuk hari jumat.

Kiat-Kiat Menjaga Kesolidan Tim
Emas akan bersinar bagi orang yang tertarik
Emas akan makin bersinar bagi orang yang menyukainya.

Apakah kepanitian buka puasa bersama itu menarik ? Mengapa ia menarik ? Bagian mana yang menarik ? Siapa yang mengganggap ia menarik ?

Pada kenyataannya, kepanitian buka puasa bersama itu tidak menarik bagi sebagian orang, tetapi sangat menarik bagi sebagian orang yang lainnya. Motivasi timbul karena ingin mendapat pahala puasanya orang yang diberi ifthor, mengisi sekaligus menghabiskan waktu selama Ramadlan , biar pengalaman untuk tahun depan, biar dapat kenalan baru sahabat baru cerita baru, dll. Sementara bagian yang dianggap menarik juga sangat bervariasi. Ada yag tertarik dengan aspek-aspek pekerjaannya, aspek kerumitan masalah, aspek banyaknya teman panitia, aspek gratisnya makanan, aspek pengalaman dan lain-lain.

Perjalanan panjang Buma dari awal pembentukan sampai selesainya kegiatan senantiasa dipenuhi dengan ritme irama yang menggambarkan betapa dinamisnya panitia yang satu ini. Mulai dari masa perekrutan sampai saat-saat Ramadlan berakhir. Ketika masa awal Buma berjumlah sekitar 36 orang, hingga kegiatan selesai jumlah personel Buma yang bertahan dapat dikatakan tidak berkurang bahkan bertambah personelnya. Jadi kalau dinilai efisiensinya maka efisiensi Buma lebih dari 100%. (Suatu nilai yang tidak diijinkan untuk alat mekanis apapun) Ini ditinjau bila berdasar kenyataan lapangan bukan di atas kertas. Sebenarnya ada beberapa yang mendaftar ke Buma, tapi sedari awal mereka tidak datang sampai akhir kegiatan. Dari 36 itu –angka proposal-- ada 10 orang yang belum pernah datang meski hanya sekali sehingga jumlah awal Buma yang aktif hanya 26. Jadi 10 orang tersebut dianggap tidak ada dalam kepanitian Buma. Pertambahan personel Buma ini – dari 26 yang aktif menjadi 32 -- menunjukkan bahwa ternyata disadari atau tidak, Buma memang menarik bahkan sangat menawan bagi sebagian orang yang terpilih (tentu sebagai Buma Family J).

Sahabat-sahabat yang sejak awal teguh melangkahkan kaki ke Buma memang hanya orang yang punya komitmen tinggi. Betapa tidak ? Satu setengah bulan sebelum Ramadlan mereka harus sudah aktif. Sebulan sebelum Ramadlan mereka harus giat ke fakultas kedokteran untuk mencari donatur. Siap untuk dikomentari macam-macam. Bolak-balik Sardjito-kedokteran. Selama satu bulan berikutnya mereka harus selalu melayani sekian ratus jamaah setiap hari. Mereka harus sudah ada di masjid kampus maksimal jam 3 sore. Harus memasak air sebanyak 5 ember yang berkapasitas 60 liter seember, jadi setiap hari teman-teman Buma memasak air 300 liter. Mengepak kurma sebanyak 600 kg. Jika setiap karung 60 kg habis 3 hari maka satu hari habis 20 kg untuk jamaah 700 orang x 3 biji kurma sama dengan 2100 biji kurma, jadi per hari biji kurma yang dipeagang oleh teman-teman Buma sebanyak 2100 biji. Mengedarkan makanan sebanyaak 700 bungkus. Menyiapkan minuman ke dalam gelas-gelas kecil 220 mililiter untuk 700 jamaah. Menempatkan 2 galon aqua besar untuk jamaah. Menerima kompalin dari jamaah ketika nasi habis. Mendengarkan komentar teman-teman JS bila terjadi kekurangan nasi di panitia, di jamaah atau bila kelebihan nasi yang terlalu banyak. Harus mengingatkan teman-teman bahwa makanan ini hanya boleh untuk berbuka saja, tidak boleh untuk sahur apapun alasannya. Mendokumentasikan jamaah ketika kajian dan makan. Mengepel lantai ruang kelas yang kotor karena kadang tak teratur dalam mengambil minuman sehingga sering ada yang tumpah. Mencari tukang becak untuk diberi nasi sisa. Dan ketika semuanya sudah makan dan kenyang, masih harus mencuci gelas sebanyak 700 buah, belum ditambah rapat evaluasi yang setiap hari ada dan memang ini diwajibkan oleh koordinatornya.
Betapa tidak hebat mereka kalau ternyata bisa bertahan dalam rutinitas yang begitu padat (minimal 4 jam sehari). Betapa kokohnya kaki mereka berdiri di lahan buka puasa yang tandus dari pohon kepentingan dunia. Tak ada kekuatan yang melebihi keyakinan. Berperang maupun berdamai semuanya demi keyakinan. Laa haula wa laa quwwata illa billah.

Sungguh lenin telah berkata:”tidak ada tindakan revolusioner tanpa teori revolusioner”. Tapi teman-teman Buma telah membalik premis awal ungkapan lenin itu. Teman-teman Buma telah menjadi Che Guevara-Che Guevara baru di JS ini. Mereka telah melakukan sesuatu hal yang menyejarah sepanjang Ramadlan ini. Bravo Buma!

Agaknya Buma memang panitia paling unik di RDK 1423 H. Buma justru enjoy dan seolah menemukan mutiara yang memang tak pernah dan tak akan muncul ke permukaan. Banyaknya personel Buma (sekitar 30) yang hampir setiap hari selalu hadir semua membuat panitia merasa akrab dan erat satu sama lain. Di sini Buma menemukan indahnya jalinan ukhuwah, hebatnya bangunan persaudaraan yang teranyam selama satu bulan kegiatan. Masing-masing membawa karakter sendiri, setting diri berbeda, asal yang heterogen, ragam sikap berlainan, dan pembawaan yang tak homogen. Tapi kesemua itu bermuara menuju satu arah, jalinan kerjasama yang menunjukkan betapa hebatnya bangunan ukhuwah yang tercipta di intern Buma. Bahkan seribu masjid sejuta masjid, niscaya hanya satu belaka jumlahnya. Sebab tujuh samudera gerakan sejarah, bergetar dalam satu ukhuwah Islamiyah.J.

Mekanisme Buma memang menunjukkan stabilitas mekanis yang luar biasa. Setiap hari Buma harus bergesekan, bertumbukan dan berbenturan dengan kepentingan pribadi berkali-kali. Padahal tak ada sistem planet yang mengikuti hukum-hukum mekanika klasik yang tak akan pernah bisa lolos dari tumbukan-tumbukan yang semacam. Namun, Buma selalu memegang teguh komitmennya agar konfigurasi personel Buma tetap utuh yang ini berimbas pada konstelasi panitia RDK 1423 H, tak peduli betapa seringnya ia harus bertumbukan dengan kepentingan diri. Bahkan ketika dana Al Haramain diberitakan tidak turunpun, fenomena arus pergeseran personel buma juga tidak nampak.

Di pertengahan perjalanan Ramadlan, karena setiap Buma membeli susu indomilk 1 kg mendapat hadiah 1 gelas super cantik dan terdapat sekitar 30-an gelas maka ini direncanakan untuk dibagi hanya khusus untuk personel Buma. Ketika dikonfirmasikan kepada beliau Ustadz Ridwan rencana pembagian gelas ini kepada personel Buma, beliau menyetujui, akhirnya gelaspun dibagi ada yang dapat dua dan ada yang dapat satu. Semerbak persahabatan antara personel Buma pun kian semarak dengan dibaginya gelas ini. Masing-masing gelas ditandatangani oleh seluruh personel Buma.

Permasalahan Yang Dihadapi Dan Solusi Yang Diterapkan

Masalah yang mencolok dalam Buma tahun ini adalah datangnya ustadz yang terlambat sewaktu kajian kristologi. Tapi bila ditilik kembali ke akar masalah, agaknya ini bisa dimaklumi sebab jarak Masjid Kampus Ugm dengan rumah beliau adalah sekitar 26 km, jadi pulang balik 52 km (hampir setara dengan jarak Jogja-Solo). Akibatnya beliau pernah hanya berbicara selama 15 menit. Namun demikian, ini ternyata tidak mengurangi antusiasme jamaah untuk mengikuti kajian kristologi tersebut. Menghadapi ini Buma sudah memaksimalkan diri untuk bersegera dalam menjemputnya, tetapi meskipun begitu tetap saja kadang beliau terlambat. Kita saksikan saja kelakuan jagad raya ini seperti apa adanya, sebab seandainya jagad raya lain coraknya, kita tidak akan ada untuk menyaksikannya (anthropik principle) —berapologi ya?J.


PELAKSANAAN KEGIATAN

Deskripsi Umum Setiap Hari

Persiapan yang dilakukan panitia untuk menyediakan hidangan makanaan ifthor selalu dimulai pada pukul ± 12.00 WIB, kadang kala lebih pagi tapi juga pernah lebih dari jam tersebut. Persiapan dimulai dengan memasak air minum sebanyak 5 ember besar dengan masing-masing berkapasitas ± 60 liter per ember. Pemasakan air ini dilakukan dengan dua panci tanggung dengan kapasitas tampungan air seperempat ember besar tadi. Proses ini biasanya memakan waktu sekitar 3-4 jam. Sambil menunggu air masak, panitia menyiapkan pengepakan kurma dalam plastik seperempatan. Pada awal Ramadlan satu plastik diisi dengan 3 biji kurma. Menjelang pertengahan diisi dengan 5 biji kurma dan sesudah pertengahan diisi dengan 7 biji kurma. Pengepakan yang berbeda-beda ini dilakukan untuk mengantisipasi; pada awal Ramadlan diperkirakan kurama 500 kg kurang untuk satu bulan, sekitar pertengahan karena khawatir kurma tersebut akan sisa banyak.Pengepakan ini dilakukan beramai-ramai dan disinilah keakraban antar Buma terjalin dengan erat. Berikut adalah matrikulasi penangungjawab setiap hari untuk masing-masing segmen :


Untuk masalah makanan panitia tinggal pesan makanan ke catering dan menunggu maksimal jam empat sore makanan sudah harus sampai ke Masjid Kampus Ugm. Ini dilakukan mengingat banyaknya jamaah yang datang untuk mengikuti buka puasa bersama. Rata-rata makanan yang dipesan untuk hidangan berjumlah 400 sampai 700. Angka tertinggi yang pernah dicapai adalah 1600 bungkus pada tanggal 10 Ramadlan ketika acara Lesehan Ramadlan yang menghadirkan artis itu.

Ba’da ashar, minuman sudah mulai dibuat. Untuk minuman teh digunakan cara teh dimasukkan ke kantong plastik yang dilubangi kecil-kecil. Masing-masing ember diberikan satu kantong plastik teh terdiri dari 3 bungkus teh. Untuk minuman susu langsung dibuat sebgaimana biasa dengan tetap memakai gula (maklum orang jawa suka yang manis-manis J). Satu ember diisi dengan satu sampai dua kilo susu bubuk Indomilk. Untuk minuman sirup juga demikian halnya. Satu ember diisi dengan --- botol sirup.

Jam empat sore minuman dituang ke gelas plastik yang berjumlah 500 lebih. Penuangan ini biasanya memakan waktu agak lama. Gelas-gelas ini diletakkan di ruang kelas sayap selatan. Ini untuk menghindari agar lantai masjid tidak digunakan sebagai tempat makan sehingga tetap bersih.

Jam setengah lima sore kajian sudah saatnya dimulai. Ada penanggungjawab tersendiri untuk segmen kajian ini. Yang bertugas mengawal kajian harus sepenuhnya sampai kajian selesai mendampingi ustadz. Penanggungjawab kajian ini bertugas membuka kajian, menemani ustadz selama kajian, mengatur lalu lintas dialog kajian dan menutup kajian. Bila saatnya berbuka maka ia harus menemani ustadz untuk berbuka di ruang JS. Untuk ustadz disiapkan hidangan tersendiri, termasuk makanan yang dibawakan untuk pulang. Ketika ustadz pulang maka PJ ini mengantar kepergian ustadz dengan memberikan hadiah yang sudah disiapkan.

Jam 16.30-17.00, makanan sudah harus mulai dibagi ke jamaah yang hadir dalam kajian lebih dahulu. Jamaah kajian diberitahu agar membentuk shaf dalam menyimak kajian. Ini agar memudahkan panitia dalam melakukan distribusi makanan kepada jamaah. Prioritas ini dilakukan mengingat ada juga jamaah yang hadir hanya untuk berbuka saja termasuk sebagian besar jamaah di Jamaah Shalahuddin sendiri. Ketika semua jamaah yang ikut kajian sudah mendapat makanan maka sisa yang ada langsung dibagikan kepada jamaah yang baru datang di sebelah selatan dan sebelah utara. Semua pembagian makanan ini dilakukan bersamaan dengan pembagian kurma. Untuk pembagian minuman panitia hanya menyediakan minuman dan jamaah yang mengambil sendiri ke ruang kelas sayap selatan. Pembagian makanan ini juga disertai dengan pembagian buletin ifthor secara gratis kepada para jaamaah kajian. Ini dilakukan sebagai ganti makalah yang sedianya akan disediakan untuk jamaah kajian setiap hari sesuai dengan tema kajian yang ada. Ada beberapa hari dimana buletin tidak dapat terbit, karena kendala teknis. Semua buletin yang pernah terbit dan diedarkan dalam kegiatan buka puasa bersama disertakan dalam laporan ini sebagai lampiran.

Saat makanan sudah habis maka jamaah yang belum mendapat hidangan ifthor disediakan roti yang diolesi blueband dan meises atau selai saja. Jumlah roti yang disediakan panitia setiap harinya tidak selalu sama. Variasi ini bergantung pada estimasi jumlah jamaah yang hadir pada hari itu (siapa yang memberi kajian ?) dan stok persediaan logistik yang ada. Kesalahan umum yang terjadi berkaitan dengan cadangan ifthor ini adalah jamaah umum non JS dan terutama jamaah Shalahuddin(?) sendiri meminta nasi sekaligus dengan roti ini. Untuk jamaah non JS hal ini tidak berlanjut sampai kronis tapi khusus untuk JS ini terus berlanjut sampai kronis bahkan akut. Padahal cadangan ini sedianya bila masih sisa masih dapat digunakan untuk hari berikutnya meskipun agak mengeras. Janganlah hujan membasahi ladangku, kalau tidak membasahi seluruh bumi. Makan hanya ketika lapar, berhenti sebelum kenyang, itulah irama. Itulah sesehat-sehat kesehatan yang berlaku bagi tubuh maupun proses sejarah.

Kejadian-kejadian yang selalu saja terjadi dari tahun ke tahun berkaitan dengan stock logistik Buma adalah kadang ada jamaah dari SHALAHuddin yang mendobel nasi (baik dimakan saat itu juga atau digunakan sebgai makannan sahur), padahal jamaah ada yang tak dapat dan makanan hanya boleh untuk berbuka saja, ngeyel karepmu diakhirat, mengambili kurma di waktu malam padahal amanah dari penyandang dana hanya untuk berbuka saja, mengambil roti yang sudah disimpan rapi untuk besok, padahal untuk hari itu kadang Buma tidak buat. Kejadian-kejadian seperti ini harus menjadi perhatian tersendiri dari seluruh panitia RDK, terutama keamanan, dimana fungsimu selama ini. juga panitia pusat, bagaimana koordinasinya? Untuk mengantisipasi berlanjutnya hal serupa, makapihak Buma memasang peringatan di kamar akhwat (tempat penyimpanan logistik). Bukan hanya itu, Buma juga memasang ma’lumat yang memohon agar siapa saja yang menggunakan peralatan Buma yang sudah bersih supaya dikembalikan seperti keadaan semula. Praktiknya, hampir tak ada pengaruhnya. Di sinilah diperlukannya kesadaran masing-masing diri.

Pelaksanaan kegiatan dimulai secara tepat (insyaAllah) setiap hari pada pukul 16.30 WIB (setengah lima sore). Waktu ini sengaja dibuat molor dari publikasi yang yang diedarkan yaitu pukul 16.00 WIB. Ini mengingat bahwa budaya bangsa kita yang masih suka untuk mengulur waktu. Tidak disiplin, mungkin begitu kata yang tepat.

Deskripsi Detail

1 Ramadlan
persiapan perdana yang dilakukan panitia sangat mengagumkan.Jam empat sore semua hal teknis sudah selesai dilakukan termasuk menuang minuman sejumlah 500 gelas. Kekacauan terjadi justru disebabkan oleh datangnya katering yang terlambat sampai jam 5 lebih. Nasi yang dipesan untuk hari pertama hanya 400 ditambah dengan roti sekitar 100. Jamaah yang datang ternyata sangat banyak. Perhitungan kasar yang dilakukan ternyata menunjukkan dua kali lipat (800)dari hidangan yang disediakan. Akibatnya banyak jamaah yang tidak mendapat bagian. Menu untuk hari pertama ini adalah nasi telur dengan minuman susu.

2Ramadlan
jumlah menu dinaikkan menjadi 700, minumannya teh. Ternyata juga masih kurang. Makanan datang jam 17.30 wib porsi terlalu sedikit padahal sudah dipisah dua warung. Menu ayam dan teh. Harus ada ketegasan dalam distribusi makanan agar jamaah tak terbengkalai. Untuk akhwat fokuskan satu tempat di bawah. Jumlah akhwat 100.

3 Ramadlan
menu nasi telur dua warung. Hari ini tanpa roti. Minuman kurang gelasnya. Akhwat 70 orang.

4 Ramadlan
pembicara datang terlambat karena harus menjemput ke cangkringan (sekitar 52 km pp) jam 17.00 baru datang.akhwat 60 org.menu ayam 600bks.

5 Ramadlan
ustadz Ibrahim + Ustadz Ridwan datang agak terlambat. Menu ayam + es sirup (600 bks + 20 roti). Gelas dicek tinggal 500 buah. Nasi agak telat.

6 Ramadlan
menu 600 ayam + roti 50 + teh. Ada sisa makanan yang ditumpuk dipanitia. Porsi terlalu sedikit.

7 Ramadlan
nasi telur 600+susu. Ditawari aqua galon. Pesan 5 hari Ramadlan catering.

8 Ramadlan
ayam sirup buah melon

9 Ramadlan
700 menu. kurang banyak, jamaah banyak yang tak dapat. Mbludaknya jamaah karena kemarin menunya pakai buah. Panitia satu bungkus berdua. Warung Bu Dal kuningan. Es terlambatkarena kesulitan mencarinya. Kita kurang tegas terhadap warung makanan.

10 Ramadlan
menu 1600 bibit lele+ mandala. Habis bahkan jamaah ada yang belum dapat. Jamaah banyak yang kecewa terhadap muatan acara sehingga ditengah acara banyak yang pulang. Terjadi kesalahan fatal: icha nyanyi di masjid. Panitia lesma tidak bekerja optimal, mengandalkan teman-teman Buma. Langsung ngacir begitu acara selesai malah foto-foto bareng sama artis. Tak satupun yang bertanggungjawab terhadap sampah makanan. Tak mengikuti evaluasi harian Buma. Laporan penggunaan dana Buma diserahkan amat sangat terlambat sekali banget dari selesainya acara lesma. Kesan kami: kecewa berat.

11 Ramadlan
dialog buka puasa bersama puasa bersama Adi Sasono dan Muslich ZA. menu 700, jamaah masih ada yang takdapat. Jamaah antusias dengan muatan dialog. Ini sekaligus untuk rehabilitasi citra js di mata jamaah sekaligus rehabilitasi bahwa acara kemarin bukan Buma yang mendesain. Menu diambil dari Ustadz Ridwan Hamidy, Lc bantuan dari atase agama saudi arabia. Aqua galon sudah diambil sekarang

12 Ramadlan
sisa nasi banyak sekitar 50 buah

13 Ramadlan
nasi terlambat. Akhwat 80+16 roti. Minuman susu. Ada sisa diikhwan

14 Ramadlan
sisa di panitia MTQ sekitar 29 bungkus makanan (satu kantong plastik), tapi mereka diam saja tidak menghubungi Buma atau langsung diserahkan kepada jamaah justru makannya dobel (ada saksi dari teman) padahal diluar banyak jamaah yang tak dapat. Ironi. Kecewa, dan marah kami waktu itu. Mereka beralasan katanya jumlah panitia mtq berapa ya saya jawab 30-an. Kalau begitu caranya ya panitia olimpiade ada 50-an dan seluruh panitia RDK ada 300-an, nasi sudah habis separo di panitia.

15 Ramadlan
bantuan terakhir dari atase. Menu nasi kotak rendang minuman teh. Jamaah ada yang tak dapat makanan.

16 Ramadlan
Ada pembagian makalah kristologi. Jamaah amat tertarik dengan kajian kristologi ini. Retorika Pak Lasiman bernuansa lain dengan kajian sebelumnya. Semangat, agitatif, provokatif dan membakar gelora.

17-25 Ramadlan
Sorry, tak tercatat

26 Ramadlan
nasi ayam bakar (baca: ayam slomot J) 400. Jamaah sekitar 350-an. Air mineral MQ. Masjid al munawar kuningan ambil 50

27 Ramadlan
pesan menu 400. Jamaah sekitar 200-an. Sisa banyak langsung dibagi ke mujahidin uny, masjid sagan, masjid al hasanah, tukang becak. Menunya : Nasi telur +bergedel. Jumlah Akhwat 50. masjid almunawar kuningan ambil 30

28 Ramadlan
Menu 150 sate ayam lontong. Jamaah masih kurang. Minuman mineral total. Disini kami kurang percaya pada intuisi sendiri dan cenderung lebih mendahulukan senior, karenanya untuk tahun depan percayalah pada intuisi sendiri untuk besok. Ingat Buma lebih berpengalaman di bidang ini daripada orang di luar Buma.

29 Ramadlan
menu nasi rendang masakan padang 100 bks. Habis. Kegiatan dinyatakan selesai oleh adzan maghrib senja itu. Alam dan Malaikat adalah saksinya.

Keterlibatan Pihak Diluar Panitia

Buma tidak melibatkan pihak luar dalam kegiatan ini kecuali teman-teman RDK, Menwa (peminjaman mobil untuk membeli buah melon di pasar Beringharjo), Satpam Ugm (peminjaman mobil untuk menjemput Pak Lasiman ke Cangkringan satu kali ). Terima kasih kepada Mas Syahrul Fatri (sekjen JS) yang setia menjadi driver Buma, Mas Yusuf dan Mas Yanuar yang juga pernah menjadi drivernya Buma.


Estimasi Massa Yang Terlibat

700 x 26 = 18200 + 350 +150+100 = 18800 + 900 = 19700 jamaah.
Jadi jamaah yang ikut kegiatan buka bersama di masjid kampus selama Ramadlan 1423 H ini ada sekitar 20.000 jamaah. Pembulatan ke atas ini mengingat selalu ada saja jamaah yang tak mendapat nasi atau bahkan hanya roti yang memang diperuntukkan bagi mereka yang tak dapat nasi.

Pencapaian Tujuan Dan Target

Tujuan dan target telah tercapai dalam kegiatan ini (semuanya ada di laporan ini—menghindari perulangan materi isi laporan --)

Permasalahan Dan Solusi Yang Diterapkan Untuknya

Semua masalah dan solusi sudah tercantum secara implisit maupun eksplsit di dalam sekujur laporan ini.


SARAN DAN REKOMENDASI

Sejarah, disadari atau tidak selalu memainkan peranan yang sangat penting dalam pengkondisian keadaaan. Ketika sejarah disadari hanya sebagai kumpulan peristiwa saja, tentu ini tak bermakna dan hanya mereduksi nilai sejarah itu sendiri. Bagaimanapun sejarah harus dipandang sebagai kumpulan hikmah yang harus digali. Siiru fil ardli wanzhuru kaifa kaana ‘akibatul mukadzdzibiin, berjalanlah ke muka bumi dan perhatikan bagaimana akibat orang-orang yang berdusta. Wal tanzhur nafsummaqaddamat lighat, perhatikan masa lalu untuk masa depan. Seorang muslim yang baik tidak akan pernah terjebak dalam lubang yang sama. Namun demikian, masih saja hal serupa terjadi pada diri kita, sengaja atau tidak, paham atau tidak. Sebab proses siklis semesta membuktikan kepada kita semua, la jadidu tahtasy syam (pepatah arab), tak ada yang baru di bawah matahari. Berangkat dari imajinasi di atas, kesadaran Buma akan membuncahnya kebutuhan dan kepentingan di masa depan, maka saran dan rekomendasi ini disusun berdasar dari aneka pengalaman, pengamatan, eksperimentasi dan ragam kesalahan yang terjadi dalam kegiatan di tahun ini.

Masalah Dana
  1. Jangan tergantung pada Al Haramain saja dalam pasokan dana. Sebab manakala ini sudah mendarah daging di setiap kepanitian Buma maka ditakutkan justru akan menjadi berhala baru yang tentu itu semua akan berimbas pada kemurnian aqidah kita. Sungguh, Allah telah berkali-kali menyatakan bahwa hanya Dial-ah Yang Maha Kaya. Anggap dana Al Haramain merupakan dana cadangan yang tidak perlu sampai menjadi risau panitia dan sewaktu-waktu bisa hangus.
  2. Daftar donatur yang ada dalam laporan ini dapat secepatnya dihubungi begitu selesai proposal dibuat. Cari rumah makan-rumah makan yang bisa memberi dana ifthor , misal RM Wong Solo dan RM Padang Sari Raja.
  3. Sebarkan kotak infaq setiap hari saat kajian berbuka (diedarkan). Sedangkan selain dari itu kotak cukup di taruh di tepi masjid (shalat tarawih, dan selainnya).
Mekanisme Mendapatkan Hidangan Ifthor
  1. Selama ini, Buma selalu memesan catering untuk hidangan berbukanya. Kadang kala datangnya catering sering terlambat (lebih dari jam 16.00). Untuk mengatasi hal ini, maka kita harus tegas pada catering. Dalam pemesanan buat perjanjian dengan catering kalau datang terlambat harga harus dipotong 10 % atau berapapun. Bila tidak mau beri pengertian kepada mereka bahwa kita akan sangat kerepotan dalam membagi ke jamaah bila makanan lebih dari jam empat datangnya. Apabila keterlambatan catering dibiarkan saja maka ini dapat merepotkan panitia dalam mendistribusikan hidangan ifthor kepada jamaah.
  2. Sebaiknya dilakukan survey sebelum Ramadlan terhadap catering-catering (warung makan) disekitar Ugm, kemudian dipilih warung yang paling murah dan paling bagus menunya (ingatkan catering kita selalu pesan diatas 500).
  3. Apabila tenyata dana tidak memungkinkan untuk pesan di catering, maka opsi berikut mungkin bisa dijadikan alternatif. Buma mempekerjakan orang untuk memasak hidangan ifthor tersebut. Konsekuensinya maka Buma harus bisa mencari tempat untuk memasak, peralatan memasak, orang yang bisa dipercaya dalam memasak (baik rasa menu maupun kejujurannya). Cara ini menurut perhitungan kami dapat menghemat pengeluaran sampai 40 %. Lumayan kan !J untuk minuman Buma bisa memesak sendiri di dapur JS.
  4. Kalau mau beli kurma tidak usah jauh-jauh ke Solo, beli saja di timur persis masjid Ash Shiddiqi Demangan kidul GK I/583 telp. (0272)541 301 atas nama Bapak Abidin. Belilah sebelum ramadlan karena harga jauh lebih murah dibanding etelah masuk ramadhan. Pembelian beberapa karuyng dapat diantar ke maskam. Lihat denah di lampiran.
Mekanisme Distribusi Makanan

  1. Untuk memudahkan distibusi makanan, usahakan makanan sudah datang pada jam 4 sore. Ketika kajian dimulai makanan dapat dibagi ke jamaah yang ikut kajian dahulu. Setelah semua jamaah kajian dipastikan dapat makanan, maka sisanya baru dibagikan ke jamaah yang duduknya jauh dari halaqoh kajian. Bila masih sisa, maka Buma tinggal stand by di serambi selatan dan utara untuk menunggu jamaah yang baru datang dan langsung diberi. Disini Buma harus proaktif menyongsong datangnya jamaah.
  2. Dalam pembagian makana di atas sebaiknya kurma juga ikut dibagikan bersama nasi.
  3. Andaikan ada buah yang akan ikut dibagi ke jamaah, maka dapat dibagi bersamaan dengan nasi atau dapat dibagi secara tersendiri ketika jamaah mengambil minuman (panitia cukup berdiri di satu tempat dan memberikan satu-satu kepada jamaah) atau buah ditaruh diatas gelas minuman. Pilihlah salah satu mana yang dianggap terbaik.
  4. Usahakan minuman sudah dituang ke gelas agak jauh sebelum kajian selesai.
Format Kajian
  1. Sebaiknya format kajian tetap seperti tahun ini, yaitu satu hari diplot untuk satu tema dengan satu pembicara. Misalnya hari ahad selalu kajian tafsir hadits oleh ustadz Ridwan Hamicy,Lc. Jadi selama satu bulan Buma cukup hanya mencari minimal 7 ustadz untuk mengisi kajian selama ramadlan. Format ini menguntungkan panitia karena tidak harus mencari ustadz yang banyak itupun belum tentu yang dihubungi semuanya bisa. Cari ustadz sesegera mungkin.
  2. Sebaiknya dicari ustadz cadangan untuk menggantikan ustadz yang berhalangan mengisi.
  3. Kalau memungkinkan buat kesepakatan dengan ustadz bahwa satu hari itu kita serahkan sepenuhnya kepada beliau, jadi misalkan beliau tidak bisa mengisi hari itu, beliau saja yang mencari/menunjuk penggantinya. Lebih enak kan. (kesepakatan ini berhasil dibuat dengan ustadz Ridwan untuk kajian Ramadlan 1423 H ini dan sepuluh hari terakhir kita serahkan kepada Ustadz Irfan –adiknya ustadz Ridwan – untuk mencari pemateri kajian)
  4. Berdasarkan usulan dari jamaah akhwat kajian buka puasa 1423 H ini, alangkah baiknya kalau akhwat posisinya berdampingan dengan ikhwan dengan pakai hijab. Akhwat merasa tidak bisa mengikuti kajian kalau mereka duduknya di belakang pojok kiri.
  5. Alangkah bagusnya kalau kajian setiap hari di bulan ramadlan ini di buat dokumentasinya. Bisa direkam pakai komputer, tape recorder, atau dibuat resumenya oleh PJ kajian sehingga di akhir ramadlan dapat dijadikan buku. Siapa tahu ada penerbit yang mau menerbitkan sebagai buku kecil. Minimal bisa menambah perpustakaan JS.

Kinerja panitia
  1. Untuk penyusunan proposal dapat menggunakan laporan ini sebagai rujukan terutama anggaran dan apa dan bagaimana seharusnya panitia berbuat.
  2. Koordinator harus bisa nmendelegasikan tugas jangan sekaligus menjadi KSK, humas, transporter, dll.setiap orang punya hak dan kewajiban. Jadi abiarkan orang lain amanah terhadap tugasnya.
  3. Rapat evaluasi waktunya jangan terlalu klama dan jangan molor mulainya. Evaluasi ¹ ajang curhat. rapat ¹ ajang cerita.
  4. Kajian untuk tahun depan harus lebih disiplin dengan agenda kajian yang bagus.
  5. Buat mekanisme di mana semua panitia dapat mengikuti kajian (ini adalah keluhan dari panitia Buma sendiri selama bertahun-tahun).Sebaiknya panitia selesai menunaikan tugasnya sekitar jam 16.30. jadi ketika kajian mulai panitia tinggal membagi menu sambil ikut kajian. Jadi insyaAllah panitia dapat pahala dobel J asyikkan!
  6. Sebaiknya dibuat PJ (kajian, minuman, distribusi makanan, kebersihan, snack dll) untuk setiap hari . Usahakan semua panitia pernah mendapat tugas ini.
  7. Adakan rapat evaluasi setiap hari setelah shalat maghrib. Dsinilah keeratan panitia akan terjalin, semua uneg-uneg dapat dimuntahkan, apa yang perlu diperbaiki, persiapan apa untuk besok dll. Pokoknya rapat evaluasi itu penting untuk percepatan kualitas kinerja kita.
  8. Bila semua tugas sudah selesai, sebaiknya seluruh panitia ikut kajian.
  9. Bentuk tim dokumentasi khusus Buma (bila dipercaya lagi oleh Al Haramain). Kameranya manual (ada pengatur lensanya). Kalau ada pengambilan VCD usahakan sudah jadi sebelum ramadhan berakhir. Sebaiknya film negatifnya dipegang oleh panitia yang sering berhubungan dengan ustadz Ridwan. Dokumentasikan tertulis seluruh kejadian Buma setiap hari (semacam jurnal harian Buma) .
  10. Buat mekanisme dimana koordinator benar-benar menjalankan fungsinya dengan melakukan optimasi perangkat panitia yang sebaik-baiknya.
  11. Sebagai perbandingan mungkin hasil poling berikut dapat digunakan :
Catatan: dalam pengolahan hasil poling ini Buma mengalami kesulitan karenanya hasil poling ini hanya ditampilkan dalam bentuk seperti di atas. Mohon maaf atas minimnya kawruh kami ini.

Pokoknya Buma tahun depan harus lebih baik daripada tahun Buma 1423 h.

Untuk menyemangati panitia di tahun depan dengarkan kesan dan pesan beberapa personel Buma 1423 H berikut :
“..alhamdulillah selama gue di Buma merasa enjoy dan senang, karena bisa bercanda ria dengan teman-teman semua serta gue sangat salut sekali dengan atas kekompakan dan kerja sam tema-teman semua…..pertahankanlah sikap saling butuh membutuhkn yang satu dengan yang lainnya sehingga akan tercipta ukhuwah islamiyah diantara sesama dan tercipta rasa persaudaraan yang kuat…”
(febri_ perkap)

“..saya sangat senang dan begitu terkesan dengan perasaan kekeluargaan yang ada dalam kepanitian Buma…harapan saya semoga ukhuwah di antara kita sennantiasa terpelihra dengan selaturahim maupun saling berkomunikasi..jangan lupa kirim surat lewat email, surat maupun kirin lewat telepon dan titip slam lewat teman..”
(agus_perkap)

“..Buma itu seru, rame’n fun… Buma tahun depan harus lebih baik daripada tahun ini…”
(ratih_danus)

“…senang aja ikut Buma…pada temnan-teman Buma dan js semoga jalinan ukhuwah diantara kita selalu OK!…”
(anggun_transporter)

“…kekompakan anak Buma dapat nilai A plus… so kompak always…”
(ricky_acara)

“……Buma 1423 h? panitianya insyaAllah kompak…..kegiatannya bagus kok!…..harapan saya Buma tahun depan lebih baik dari sekarang ( dalam segala hal)…"
(rofa_pubdok)

“…Buma 1423 h asyik abnget.. kompak &pada rajin, Thank to God that I ever join this activity..moga ukhuwah y’ tlah t’jalin tetap erat dalam bingkai keindahan Islam.amiin….oh ya thanx udah buat ramadhan kali ini berkesan!..”
(endang_ksk)

“…Buma itu kepanitiaan yang singkat, padat &jelas, insyallah b’manfaat dunia akhirat..moga2x ukhuwah antar panitia makin erat..sukanya saat2x buka puasa J../ dukanya megang uang banyak…saat buat laporan dadakan jam 11 malem pisah dengan temen-temen Buma semua…”
(erisa_bendahara)

“…dua puluh sembilan hari melayani umat….saya hampir-hampir tak percaya menyaksikan fenomena di Buma 23h…sungguh mengesankan, mencengangkan sekaligus mengagumkan…semuanya bekerja tanpa iri dan cek cek cek kompak buanget saya hanya berharap semoga hati kita lurus ikhlas ketika di Buma ini….serahkan semuanya pada Allah …Beliaulah nanti yang akan membalas …salam takdzim pada ustadz hamidy (baca: ust .Ridwan)…”
(rachmad_koordinator pasukan)
Rekomendasi Untuk Panitia RDK 1423 H dan JS

Dengan berakhirnya masa kepanitian buka puasa bersama ini, maka dengan ini kami menyerahkan peralatan yang dibeli oleh panitia Buma (mengingat ini dibeli dengan uang umat!) yaitu:
  1. Gelas plastik 220 ml 754 buah (sisa keseluruhan)
  2. Ember plastik warna merah (kapasitas @60 liter) 4 buah
  3. Pisau panjang bermata dua (pisau roti) 3 buah
  4. Staples kecil warna putih1 buah (yang satu tak diketahui rimbanya)
  5. Lap pel warna biru 1 buah (yang satu tak ketemu)
  6. Gayung air warna merah 4 buah
  7. Panci tanggung (periuk) 2 buah
  8. Ceret 2 buah
  9. Amplop sisa 17 buah
  10. Gelas hadiah indomilk 2 buah utuh , dan 1 buah retak
  11. Air mineral total 2 dus (sebenarnya 3 dus tapi digunakan oleh buma ketika rapat hari jumat 20 desenber 2002 1 dus)
Terserah bagaimana semua alat di atas akan direngkuh dan dikelola, kami percaya JS sanggup untuk menjaganya. Minimal bisa digunakan untuk kepanitian buma di tahun mendatang.


Sebuah jasa dan pengabdian yang kita berikan kepada orang lain memang membutuhkan hati yang tulus dan ikhlas. Dengan rasa ikhlas semata-mata berbuat karena Allah, berbuat sesuatu kepada orang lain tidak akan diikuti oleh rasa bangga yang berlebihan sehinggga menimbulkan sikap sombong yang menganggap orang lain menjadi rendah atau sangat rendah. Karena apapun saja yang kita alami dan kita ketahui dalam menjalani kehidupan ini, hanyalah jalan untuk memperoleh ketakjuban kepada betapa agungnya Allah, penguasa semesta raya.. Kalau senang kita takjub dan tersenyum. Kalau sedih, kita takjub dan tersenyum.

Pada tapal batas penantian kesejarahan manusia, pertanyaan mengenai persoalan-persoalan tentang relasi manusia dengan yang lainnya tak pelak membutuhkan jawaban yang sepenuhnya. Bagaimana manusia bersama yang lainnya – dalam kesatuan jagad raya – ini mengarungi perjalanan menuju cahaya sejati dari Realitas Tertinggi tanpa adanya benturan-benturan.
Sungguh, berkeluh kesah tidak akan menyelesaikan jawaban, karena tidak ada tempat untuk melarikan diri bagi kita. Allah, selalu dan pasti bersama kita.
Amiin.
Wallahu Ta’ala a’lam.
Taqobalallahu minna wa minkum.



Jogjakarta, Kamis 22 Syawwal 1423 H - 26 Desember 2002 M


Koordinator Kegiatan Buka Puasa Bersama 1423 H


Rachmad Resmiyanto


Mengetahui,
Ketua Ramadhan Di Kampus 1423 H Jama’ah Shalahuddin UGM


Yanuar Reza Yulias

3 komentar:

azai mengatakan...

inilah sejarah akrab BUMA RDk JS UGM dangan Ustadz Ridwan. tapi generasi sekarang tidak pernah mau melihat sejarah, yach generasi JS yang sangat menyedihkan!!!

Anonim mengatakan...

he2.. kenangan paling berkesan selama aktif di js... buat the captain, rahmad resmiyanto, salut dengan dengan kepemimpinannya..:)

Anonim mengatakan...

he2.. ini adalah pengalaman yang tak terlupakan selama aktif di js..:)dulu masih lugu-lugu belagu.. tapi untung ada "the captain" mr. rachmad yang memberikan arahan dan motivasi..:) my friends, i love u all..:)