Jumat, April 17, 2009

18 tahun yang lalu

Hasanudin Abdurakhman

29 October 2008

Sumber: http://berbual.com/ dengan seijin penulis.

Ketika itu saya aktivis Jamaah Shalahuddin UGM. Ketika itu di UGM belum ada mesjid. Kami menyelenggarakan salat jumat di hall gelanggang mahasiswa. Juga salat tarawih selama bulan ramadan. Ketika itu tarawih di gelanggang sangat trendy, karenanya jamaah hadir berjubel, hingga melimpah ke boulevard di depan gelanggang. Lembaga Dakwah Kampus (LDK) seperti Jamaah Shalahuddin ada hampir di setiap kampus. Untuk berkomunikasi diadakanlah Forum Silaturrahim Lembaga Dakwah Kampus (FSLDK). Pelaksanaan forum ini tahun 1998 “ditunggangi” untuk mendeklarasikan lahirnya KAMMI. (Deklarasi KAMMI dilakukan di tempat berbeda dari pelaksanaan FSLDK, tapi pesertanya ya itu-itu juga).

Sabtu, April 11, 2009

PT Jama'ah Shalahuddin Tbk

Rachmad Resmiyanto
19 Januari 2006

Saya merasa perlunya sebuah modus telisik baru untuk menjelaskan dan mengurai persoalan demi persoalan di Jama’ah Shalahuddin (JS). Dalam pandangan saya, setidaknya untuk saat ini, barangkali apa yang termaktub dalam judul di atas itulah yang bisa mewujudkan angan saya. Kesangkilan (padan kata: keefisienan, berhasil guna) kita mengurai persoalan pada gilirannya akan membuka katub-katub penyelesaian yang selama ini mungkin tersumbat rapat.

Untuk itu saya mengandaikan JS laksana sebuah perusahaan publik, PT Jama’ah Shalahuddin Tbk (PT JS), bukan perusahaan perseorangan atau perusahaan dinasti. Dalam sebuah perusahaan publik, siapapun (anda dan tentu juga saya) atau kelompok usaha siapapun (Siapapun Grup) tetap berhak untuk menguasai JS. Namun, harus diingat bahwa JS adalah perusahaan publik. Dengan mengabaikan risiko pasar sehingga hanya ada risiko tak sistematik, siapapun menyadari bahwa jika manajemennya buruk, maka nilai perusahaan di pasar akan hancur. Pada aras ini, bisa dipastikan tidak akan ada investor (mahasiswa belia yang menyimpan potensi tenaga) yang tertarik untuk menumbuhkembangkan modalnya di PT JS.

Jumat, April 03, 2009

Laporan Akhir Buka Bersama 1423 H - 2002 M

Semerbak Kisah
JALAN REVOLUSI BUMA


Rachmad Resmiyanto

Pasukan Laskar Buma:

Ikhwannya:

    1. Rachmad Resmiyanto,
    2. Indra,
    3. Widi Hambudhi Kotama (Aam),
    4. Heri,
    5. Abdul Mukhid (tidak aktif),
    6. Oce Madril (tidak aktif),
    7. Andi Firman Latif ,
    8. Denny,
    9. Muhammad Syakuri,
    10. Ricky Threezardi,
    11. Taufik,
    12. Budi Saiful Haris,
    13. Saiful Anam,
    14. Sirojuddin Latif,
    15. Dito,
    16. Anggun Gunawan,
    17. Febri,
    18. Agus Warseno dan
    19. Subiyanto
Akhwatnya:

  1. Endang,
  2. Eva Khaerizqiyah,
  3. Erisa Weri Nydia,
  4. Ami,
  5. Sari,
  6. Dias Asih Caesaria,
  7. Firani Alifia Rahmi,
  8. Nanik Rumanti Mariantini,
  9. Ratih,
  10. Widyarini,
  11. Irma,
  12. Rofa,
  13. Badriyah Harun,
  14. Azizah

Catatan ini berpretensi untuk membuka katub-katub kesadaran semua pihak terhadap mekanisme yang menghasilkan suguhan buka puasa bersama yang fenomenal itu. Sebuah catatan yang dipersembahkan sebagai pertanggungjawaban di akhir kisah.


IFTITAH

Beribu syukur kepada Allah, Tuhan jagad semesta, pemilik segala ilmu dan satu-satunya pelontar ilham. Shalawat dan salam untuk Rasulullah SAW beserta keluarga, sahabat dan pengikut-pengikutnya hingga akhir zaman. Terima kasih berat kepada semua ikhwan dan akhwat, kepada seluruh alam dan malaikat, atas kemesraaan kerja sama dalam usaha mengkhalifahi kehendak-kehendak Allah untuk menunaikan amanah yang berat ini..

Rabu, April 01, 2009

Sejuta Harapan dari Serambi Masjid Kampus

Feriawan Agung Nugroho

Tahun 2000


“ Janganlah kamu shalat dalam masjid itu selama-lamanya . Sesungghnya masjid yang didirikan atas dasar taqwa sejak hari pertamanya adalah lebih patut kamu shalat didalamnya. Didalamnya adalah orang-orang yang ingin membersihkan diri. Dan Allah menyukai orang-orang yang bersih.” ( At-Taubah 108)


Petikan ayat di atas tampaknya memberikan sindiran kepada kita tentang peletakkan fungsi masjid sebagai tempat pembersihan diri jika dikaitkan dengan kehadiran masjid kampus. Sekitar setahun yang lalu Almarhum Bapak Abdullah Adnan, salah seorang penceramah yang rajin memberikan wejangan kepada Jama’ah Shalahuddin mengemukakan harapan beliau terhadap masjid kampus yang belim ada, padahal kampus UGM adalah kampus tertua di Indonesia. Kehadiran masjid kampus bukan sekedar memenuhi kebutuhan shalat bagi Jamaah tetapi juga untuk memberikan suasana yang Islami di tengah kehidupan kampus.

Sabtu, Maret 28, 2009

Ikhtisar blog ini

Kesaksian Mantan Kader Tarbiyah di Jama'ah Shalahuddin UGM
Di kalangan kader “T” saya pernah jadi TIM Syuro internal. Tim itu bertugas untuk mengatur strategi “dakwah” jama’ah “T” di JS. Apa yang dibahas di sana? Yang dibahas di sana antara lain adalah bagaimana caranya kader-kader “T” tetap bisa menguasai posisi-posisi penting di JS. Juga bagaimana caranya “menghegemoni” bahkan mendominasi dan terakhir melakukan homogenisasi. Menghomogenkan shalahuddin dengan asumsi bahwa homogenasi akan melancarkan semua agenda “dakwah” “T”.

Risalah Tabayyun Forum Peduli Jama’ah Shalahuddin Surat Kepercayaan Gelanggang
Ini adalah risalah yang didalamnya tidak menyimpan dusta yang disengaja; petunjuk bagi orang-orang yang ingin mendapatkan kejelasan dan kebenaran tentang peristiwa yang sebenarnya. Sesungguhnya kami telah memberi peringatan untuk kembali ke khittah shalahuddin, berdakwah atas nama Islam dan bukan atas nama kepentingan golongan, berjuang di atas jalan lurus kejujuran dan bukan kemunafikan, berpijak pada nurani dan bukan dengan memperturutkan hawa nafsu.


LDK Antara Visi, Misi, dan Realitas Sejarah Perkembangannya
Dakwah adalah gerakan atau upaya terus menerus mengajak manusia ke jalan Allah. Dakwah berupaya merubah fikiran, perasaan dan tingkah laku manusia dari jahiliyah kepada Islam, atau dari yang kurang islami menjadi lebih islami hingga terbentuk tatanan masyarakat Islam.

Shalahuddin UGM, Jilbab dan Indonesia
Pentas Lautan Jilbab yang diselenggarakan Jama’ah Shalahuddin sekitar 1986/89 (tolong dikoreksi) telah mengubah peta perempuan di Indonesia. Sosiolog Belanda yang perhatian pada perkembangan Indonesia, Niels Mulder, mengatakan bahwa sejak pentas Lautan Jilbab Jama’ah Shalahuddin dilakukan maka pakaian muslim jilbab telah ikut menjadi budaya masyarakat.


Laporan Panitia Pelaksana Ramadhan Di Kampus 1424 H -2003 M
Amanah: Tidak ada.
Pertama, seluruh kegiatan RDK berjalan sukses.
Kedua, ada surplus dana.
Ketiga, laporan ini sudah sesuai dengan amanah.

Aku Hanya Ingin Berkata: "Terima kasih...dan mohon maaf ..."
Kita hidup hampir tanpa memahami dunia ini. Kita hampir tidak mengerti bagaimana mekanisme matahari yang selalu bersinar indah padahal di pusat sana terjadi letupan-letupan nuklir hidrogen yang amat mengerikan.


Legenda Pribadi Shalahuddin
Anak muda itu begitu mantap berujar,”Shalahuddin bagaimanapun harus segera melakukan reposisi. Bagaimana kedudukan sebenarnya ia di masjid kampus ini? Apakah sebagai takmir, pemilik, penguasa atau status jamaah kemasjidannya di sini hanya sekedar meminjam salah satu pojoknya untuk numpang tidur...